Rabu, 06 Agustus 2014

Volume 3 Chapter 1 : Konoha's State of the World




Keadaan Dunia Konoha

Di langit yang tampak dicat biru, awan putih menempel erat bersama-sama.
Meskipun terlihat seperti sebuah kebohongan, mungkinkah aku yang tidak bisa mengakuinya sebagai hal yang nyata?
Sinar matahari yang luar biasa terik mengguncangkan atmosfir ke sana kemari.
Tapi aku tidak bisa merasakan panas, atau bahkan mencium bau aspal.

"Kau sudah menyadarinya, 'kan? Kau tak mungkin ada di dunia ini lagi. Dalam sebuah dunia tanpa seorang ratu, kau tak berharga." 

"Ah, kau lagi? Apa yang membuatmu berpikir begitu……."

Apakah ini adalah percakapan? Atau aku berbicara seorang diri?
Sudah sangat lama sejak aku dapat mengerti hal seperti ini.
Namun jika aku kembali, aku akan melupakan segalanya, benar?

Mau tak mau aku merasa malu karena berbicara sangat lambat dibanding aku yang sedang digunakan.

Pada tempat istirahat di deretan pohon di bukit depan persimpangan, seorang gadis dengan ekspresi kosong berjalan sempoyongan melewati penyeberangan.

Berapa kali aku melihat adegan ini sebelumnya? Berapa kali aku membiarkan adegan ini terjadi di hadapanku?

Aku mengulurkan tanganku. Namun tidak bisa mencapainya.

"Sia-sia saja. Ini bukan duniamu. Ini adalah dunia "mereka." Jika kau tak dapat menemukannya, kau tak memiliki kendali"

Sinyal telah berganti, tapi gadis itu tidak menyadarinya. 
Dia tepat di depan mataku. Aku cukup dekat untuk memeluknya
Tapi aku tak bisa menyentuhnya. Uluran tanganku menembus dirinya, dan aku mengenggam langit tanpa merasa apa-apa.

"Kenapa……. Tch!"

Pada saat itu, sudah semakin dekat dengan sebuah raungan memekakkan telinga.
Kemudian, adegan di hadapanku larut ke dalam kegelapan, seolah-olah sebuah video mengalami kesalahan. 
Melihat ke bawah, tubuhku tidak lagi ada.

"Tampaknya sudah diputuskan. Ini adalah akhir. Untuk menjadi putus asa, tindakan sembronomu, namun kau masih ada di sini—itu mungkin karena kekuatanmu sendiri."

"Ini kekuatanku, 'kan? Memberiku sebuah tubuh yang kuat; kau baik sekali. "

"Itu adalah tubuh yang kau harapkan, tak lebih. Jangan salah paham. Sekarang, Aku harus pergi"

"Ah, tunggu, satu hal sebelum aku mati. Bisakah kau memberitahuku satu hal lagi?"

"Apa?"

"ⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹ."

"……..Aku tak bisa menjanjikannya."

"Walau begitu, tak apa. Terima kasih untuk segalanya"

Ini mungkin akhir bagiku. Sampai saat-saat terakhirku, aku begitu mudah tertipu.

Ah, jika aku bisa memiliki satu keinginan terakhir,
aku ingin memberitahu gadis itu yang selalu memukulku untuk tidak tertipu…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar