Selasa, 12 Agustus 2014

Volume 3 Chapter 2 : Heat Haze Daze I


Kabut Panas Memusingkan I

 Dari arah yang tak diketahui, melodi dari “Sunset Koyake” sedang melayang di udara.

Langit biru yang dipenuhi oleh melodi, perlahan-lahan, berubah menjadi oranye tebal.

Dalam bus yang berjalan di sepanjang jalan yang kasar, penumpang secara perlahan berkurang, hingga aku satu-satunya orang yang tersisa.

Meskipun teman sekelasku yang baru saja turun dari bus bukanlah teman baikku, setiapkali ketika aku sendirian dengan melodi Sunset Koyake yang diputar, aku tetap merasa kesepian dari dasar lubuk hatiku.

Aku merasa bosan hingga aku mulai mencubit keluar busa dari kursi yang kududuki, aku melihat keluar jendela lagi, tapi apa yang bisa kulihat hanyalah tanaman subur di lahan pertanian sebagai latar belakang, dan tiang tua yang terus-menerus melewati pandanganku.

Tidak peduli apa, ini bukanlah sesuatu yang bisa membunuh kebosananku sama sekali.

Aku menghela nafas dan menutup mata.

Akan bagus jika aku bisa dengan bebas menggunakan ponsel pada saat ini.

Aku mendadak mengingat sebuah iklan TV yang kulihat saat di rumah temanku, settingnya berada dalam sebuah kota besar.

Setiap orang menatap smartphone mereka, seolah mereka benar-benar memasuki dunia mereka sendiri.

Ketika aku melihatnya melalui CRT, untuk anak-anak desa yang mengharapkannya, itu sudah cukup. Bahkan anak-anak yang hampir seusia denganku, mereka bahkan bisa memegang ponsel milik mereka sendiri, berjalan-jalan di kota besar, pergi ke berbagai tempat yang diinginkan.

Kurasa mereka juga bisa saling menghubungi dengan teman mereka untuk keluar dan bermain huh. Bahkan saat malam mereka bisa mengirim sms atau menelpon satu sama lain, berbagi status secara online, atau mendiskusikan berbagai hal di sebuah forum.

Karena harapan ini, aku bahkan pernah sekali pergi ke toko alat-alat elektronik ketika aku sedang dalam perjalanan pulang.

Pada desa yang menyedihkan di mana kau HAMPIR TIDAK dapat menghabiskan uang untuk liburan, aku hanya bisa menyimpan uang seperti orang idiot ketika tahun baru datang dan menerima angpao.

Aku itu, sekali memegang uang menyedihkan yang disimpan, dengan sombong berkata “AKU AKAN MEBELI SEBUAH PONSEL!!!” dan segera berlari ke toko, kemudian aku berusaha keras untuk menjelaskan apa itu ponsel kepada pemilik toko yang bahkan tidak tahu apa itu.

Tentu saja aku tidak mendapatkan ponsel, tapi aku direkomendasikan ponsel antik yang payah. Siapa tahu itu mungkin akan ada manfaatnya dalam pengalaman hidupku.



Namun.

Apanya pengalaman dalam hidup, benar sekarang situasi ini, pengalam hidup tidak penting sama sekali.

Untuk benda seperti itu, bahkan jika mengemis, kepada siapa aku akan memohon.

Jika aku berbicara kepada orang tuaku yang kerasa kepala, mereka kemungkinan akan berkata “Kau masih punya 20 tahun lagi nak” dan mungkin akan mengunciku di luar rumah, membiarkanku merasakan kengerian malam yang gelap dan anjing-anjing liar, huh.

Permainan bertahan hidup semacam itu benar-benar perlu. Bahkan jika aku sungguh membeli sebuah ponsel tanpa membiarkan orang tuaku tahu, aku tidak bisa membelinya di sini.

Akan bagus jika ada kesempatan bagiku untuk pergi ke kota, tapi aku bahkan tidak memiliki kesempatan ke kota sama sekali, belum lagi tahun baru, akhir tahun atau bahkan Festival Obon.

Atau mungkin seseorang bisa memberiku kesempatan.

Ah itu mustahil, aku bukan tipe orang yang bisa melakukan hal semacam itu.

Soal ponsel, aku hanya tahu mengenai “menelpon”, “SMS” dan “online” hanya itu.

Semuanya karena orang tuaku.

Jika seorang anak kecil menonton telivisi sendirian dia akan menangis dan berteriak, tapi bagi orang tuaKU yang secara pribadi menentang masyarakat modern, karena salah mereka aku bahkan tidak bisa mengetahui topik atau trend di sekitar, aku juga bahkan tidak mengetahui pengetahuan dasar masyarakat juga.

Tapi rasanya seperti ponsel sedikit mudah untuk disembunyikan di dalam saku, aku beranggapan orangtuaku tidak akan dengan mudah menemukannya.

Jadiiiii, jika aku bisa membeli sebuah ponsel seperti apa yang kuinginkan, semuanya akan baik-baik saja.

Masalahnya sekarang bagaimana aku bisa mendapatkannya, dalam situasi aku berada, infonya belumlah cukup. Aku harus menanyai seseorang.

Tapi...

.

"Jika aku bisa melakukannya, aku akan sangat bahagia…"

Aku mendesah sambil mengumamkan perasaan rinduku.

Ya, ada satu orang yang aku bisa tanyakan kepadanya.

Sebenarnya, itu “mungkin” bisa ditanyakan padanya, tetapi dia tidak terlalu mudah untuk ditanyai.

Dia, Hiyori Asahina, seseorang yang sangat sulit didekati, sehingga sulit untuk berbicara dengannya.

Dia anak dari salah satu 3 TOP keluarga kaya di desa, dan dia bisa bermain piano, mengikuti kursus ikebana, kursus balet dll. sejak kecil, dia juga sesekali pergi ke kota setiap kali ada seminar di kota.

Tidak hanya itu, meskipun aku sedang jauh darinya, tapi aku dengan jelas bisa melihatnya sedang memamerkan ponsel lucunya.

Dia pasti membelinya di kota. Oleh karena itu, dia orang yang cukup cocok untuk ditanyai soal ponsel.

Namun, kesimpulannya, berakhir sangat sangat lamaaaaaa.

Masalah terbesarnya, Hiyori Asahina SANGAT tidak bisa didekati, dan rasa sukaku kepadanya SANGATLAH dalam.

"Meskipun aku hidup di desa kecil yang tidak menyenangkan sama sekali ini, ada satu hal yang membuatnya unik di dunia ini. Fakta bahwa Hiyori Asahina dibesarkan di sini."

Beberapa minggu yang lalu, salah satu teman sekelasku menulis konten seperti sebuah surat cinta dan memberikannya kepada Hiyori, dan tidak dapat terhindar dari penolakan spektakuler dengan kata menusuk “MENJIJIKAN…”, dan menghancurkannya berkeping-keping.

Haaaah, ya tentu itu menjijikan, aku tahu itu. Hiyori Asahina sangatlah imut, dan aku tidak melebih-lebihkan sama sekali. Dia bukan hanya manis dibanding siswi kelas lain,tapi bahkan dia sangatlah imut dibanding artis atau model anak-anak di majalah dan poster.

.


Tentu saja, popularitasnya yang sangat tinggi di antara orang-orang, bahkan ada rumor dan ucapan ” Satu-satunya cara untuk menjadi dewasa, untuk lelaki di desa ini, adalah jatuh cinta kepada Hiyori Asahina” dan “Cukup lemparkan batu dan kau akan dipukul penggemar Hiyori Asahina” hal seperti itu.

Dan tambahan, aku sebenarnya juga penggemar Hiyori Asahina…. tidaktidaktidak, tepatnya adalah KECANDUAN Asahina. Dibandingkan pada “penggemar gila Hiyori”, dari segi “tingkah kasih sayang” atau “tingkat kepercayaan” atau bahkan “besar jumlahnya(tidak resmi)”, aku tidak akan kalah pada siapapun.

Penggemar profesional Asahina adalah yang membuat dirinya sibuk sejak pagi.

Pukul 6 pagi hari, hal pertama yang harus dilakukan setelah bangun tidur adalah memberi salam kepada “Boneka Hiyori yang lembut dan halus” di antara “48 lingkaran boneka Asahina” dengan senyum ceria. Adapun sarapan, aku akan melihat “Jadwal Asahina” sambil menghitung “presentasi kesempatan bertemu Asahina”. Juga aku akan memutuskan tempat terbaik untuk bertemu Asahina.

Sebelum berangkat sekolah, aku dengan ketat memilih “foto Asahina” terbaik yang paling kusuka, dengan hati-hati memasukkannya ke dalam passholder-ku, kemudian berangkat ke sekolah dengan senyum.

Setelah mencium aroma “Hormon Asahina” (aroma wangi setiap orang untukku itu berbeda)  di udara sekitar sekolah, jika aku bisa melihat Asahina secara langsung, aku hanya akan mengamatinya dengan senyum.

Pada waktu seperti itu, jika ada keberuntungan berada di dekatnya, pastinya terlarang untuk sembarangan memberi salam. Ini perbedaan di antara penggemar gila Asahina, dan penggemar sejati Asahina.

Pada situasi semacam ini, penggemar gila Asahina dengan berat hati akan memulai percakapan dengannya, mendekatinya dan
dengan intonasi bersemangat mencoba untuk menarik perhatiannya. Tindakan semacam ini terhadap Asahina hanya akan menimbulkan efek negatif yang serius.

Contohnya, pagi ini. Ada laki-laki yang mencoba mendekati Asahina dan aku menggertakkan gigiku menyaksikan kejadian tersebut. Dan tentu saja, seperti yang diharapkan Asahina menggunakan kata pusakanya yang tajam “MENJIJIKAN. Menjauhlah.” seolah seperti pembunuh yang bergerak secara ekstrim, langsung meng-KO kan laki-laki tersebut.

Kemudian, laki-laki frustasi itu, kupikir sebuah kelompok dari tim pengawal Asahina langsung membawanya ke ruang penyimpanan di gedung olahraga, tapi apa yang sebenarnya terjadi, demi jiwa dan kesehatanku, lebih baik tidak memikirkannya.

Oleh karena itu, penggemar sejati Asahina tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu, Hanya, melihatnya dari jauh dan mensyukuri pesonanya menjadikan kekuatan untuk melanjutkan untuk hari esok. Seperti pekerjaan yang profesional.

Dan juga karena itu, sebagai seorang profesional, Aku tak tahu bagaimana sih aku bisa membicarakan suatu topik yang membosankan dengan Asahina. Pada dasarnya, hanya seperti itu. Berpikir tentang apa yang kunginkan untuknya seperti keinginan harapan yang berlebihan.

.

Namun

Keinginan jahat tepat dari lubuk hatiku tidak bisa berhenti.

Ya, keinginan untuk mendapatkan ponsel sebenarnya memiliki tujuan rahasia yang mendalam di dalamnya.

"……..Aku ingin SMS-an dengan Asahina.”

Oh tidak, tidak hanya SMS. Aku bahkan ingin menelponnya. Bukan hanya di bus, tapi aku ingin memiliki obrolan rahasia dengannya yang tidak ada siapapun yang tahu, setiap malam.

"………Aku ingin melakukannya…….."

Karena pikiranku mulai kuat, aku hampir menumpahkan semua keinginanku dari mulutku. Aku memejamkan mata dan mengepalkan tanganku dengan erat, mencapai harapan yang sangat sangat jauh itu, bukanlah sesuatu yang bisa disentuh dengan tangan yang lemah dan dingin ini, sekali lagi aku serasa ditampar oleh kenyataan.

"Ayy, tentu saja bisa kalau kau ingin melakukannya, tapi kau sudah sampai tujuanmu yoo."

Karena kata-kata mendadak itu membuat pikiranku kembali ke kenyataan.

Mengangguku sementara aku sedang menghayal, siapa sih?! Aku mengangkat kepalaku dan mencari sumber suara, seperti yang diharapkan, sopir tidak sabaran itu memperlihatkan ekspresi “Aku menemukan sesuatu yang menarik~” sambil melihat ke arahku.

Tanpa pikir panjang, aku mulai mendidih karena merasa malu.

"WAHHH….ma, maaf!!! Aku akan turun sekarang!!"

Aku tahu bahwa aku tidak bisa menyingkirkan leluconnya sekarang, dengan cepat aku berdiri dari jokku dengan malu. Namun sebelumnya aku harus memberikanku pass-ku kepada sopir baru sebelum aku turun dari bis, setelah aku berdiri, aku membuka tasku pelan untuk mengambil pass-ku.

"Uhmm, pass, pass…. ehhhhh??!! Di mana… tidak!! Seingatku aku membawanya?! Tolong tunggu sebentar……"

Meskipun aku mencarinya di setiap sudut tasku, dan masih tidak bisa menemukan pass yang seingatku kuletakkan di dalam tasku.

"Sialan… Aku meninggalkannya di rumah…?!! Bagaimana bisa…."

Barusaja aku bertindak konyol, dan sekarang INI. Otakku menjadi benar-benar kosong karena malu.

"Ahh? Tak apa. Satu hari bukan masalah. Aku sering melihat menaiki bis ini setiap hari, aku takkan mencurigaimu."

Sopir yang tidak berdiri lagi itu menepuk kepalaku dan memberikanku sebuah senyuman.

Ahh, baik sekali. Meskipun aku tidak keberatan dituduh “naik bis tanpa membayar” dan kemudian di bawa ke kantor polisi, tetap saja orang seperti ini menyelamatkan hidupku.

"Tidak apa-apa 'kah?! Aku sungguh minta maaf, aku akan membawanya besok……"

"Oh, tak apa, jangan dipikirkan. Tapi, nak…"

Sopir itu berhenti menepuk kepalaku dan memberi tatapan serius. Matanya juga bersinar.

"Ehh? Aahh, ap, apa sih?"

Hatiku menyusut karena aku tidak merasa nyaman lagi. Aku tahu itu, melupakan pass-ku bukanlah hal bagus sama sekali……

"Ahh, barusan kau bilang ‘Aku ingin melakukannya’ huh. aku ingat saat di umurmu sekarang aku benar-benar ingin MELAKUKANNYA JUGA setiap hari……"

"TERIMA KASIH DADAH"

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya yang akan membuat orang lain salahpaham, aku dengan cepat berlari secepat kelinci.

Saat aku mendarat di atas tanah aku dengan cepat berbalik tepat di depan statsiun bus yang tua.

Aku masih bisa mendengar suaranya dari jauh, berkata “Berhati-hatilah di jalanan~~~”, tapi dia begitu berbahaya. SANGAAAT berbahaya. Aku tidak tahu kenapa tapi, ya, dia pasti berbahaya. Aku benar-benar ingin pergi dan melupakan segalanya.

Aku memperlambat langkahku, mengangkat tubuh bagian atasku. Jauh di ujung jalan pejalan kaki yang panjang, pegunungan yang dicelup warna hitam mulai menelan matahari.

***

Matahari terbenam, sudah larut malam.

Meskipun dingin di malam hari, panas yang tersisa di siang hari masih membelit di udara, kulitku bisa merasakan nafas musim panas yang akan datang.

"Aku harus apa di musim panas ini. Tahun lalu aku menghabiskan musim panas untuk membantu di ladang, kurasa tahun ini akan sama lagi huh….."

Sudah sekitar 10 tahun lebih aku telah terjebak di desa kecil ini. Kesanku pada musim panas hanyalah cuaca yang panas dan kenangan tentang diriku bekerja di ladang padi yang penuh dengan lumpur.

"…..Berpergian….. itu sama sekali tak mungkin. Aku tak punya uang. Namun aku yakin……"

Aku yakin kalau Hiyori Asahina pergi berlibur ke suatu tempat dan menikmati musim panas yang sempurna. Aku hanya menebak, tapi aku sangat yakin.

Tidak peduli dari dunia atau sudut pandang kami berada, segalanya berbeda antara aku dan dia, jadi kurasa pemandangan yang dia lihat setiaphari sungguh sesuatu yang seorang anak laki-laki biasa tidak bisa bayangkan.

Aku mengerti itu, karena itulah aku punya harapan, dan itu sebabnya aku jatuh cinta padanya.

Sedang dihujani oleh matahari terbenam, aku memikirkannya sambil melihat lahan pertanian yang luas yang tercelup ke dalam warna oranye, melihat rumah kecilku, tepat di ujung tanah kosong yang terbuka, asap tipis keluar dari cerobong kecilnya.

Kapan terakhir kali aku pergi keluar dari desa ini? Aku tidak bisa ingat sama sekali, mungkin karena sudah sangat lama.

Dan masa hidupku 10 tahun lebih masih singkat, akan menjadi sesuatu yang lesu aku tidak ingat sama sekali.

Kapan lain kali aku bisa pergi keluar dari desa ini?

Aku tiba-tiba mulai membayangkan sebuah kejadian masa depan di mana aku dan Hiyori berada dalam monorail, memikirkan tentang perjalanan kami dan tertawa bersama.

Suatu tempat di sekitar dadaku memberi peringatan. “MUSTAHIL”, aku secara tidak sadar mengerti itu.

"Jadi itu apa yang kukatakan, aku benar-benar mudah menyerah……"

Mendesah pelan, aku mempercepat langkahku untuk menyelesaikan perjalanan pulangku.

Aku terus-terusan bergumam, bisa mendengar sebuah suara sindiran di suatu tempat.

"Kau cemas bro?"

***

"Se-Sedikit lagiiiii………"

Pelan-pelan, seolah aku sedang menuangkan sebuah jiwa ke jahitanku, jarum demi jarum.

"Aku akan menjahitmu menjadi imut………."

Sudah hampir pukul sepuluh malam.

Berkat ibu yang selalu membersihkan kamarku setiap hari, kamarku sekarang seluruhnya sudah bersih.

Setelah aku kembali ke rumah aku langsung duduk di depan mejaku di samping jendela, menjahit beberapa jahitan sampai cukup bagus untuk dilihat, dan setelah itu menjahit beberapa jahitan lagi hingga jadi sangat cantik, hal itu berlanjut selama 4 jam sampai sekarang.

Itu benar, aku sedang mengerjakan sebuah proyek besar “Boneka berbicara Hiyori” sudah hampir selama 3 bulan, dan sekarang, akhirnya, aku sudah hampir menyelesaikannya.

"INI AKAN MERUBAH SELURUH SEJARAH PENGGEMAR ASAHINA…!!"

Seperti adegan yang luar biasa, aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk merinding.

Tidak hanya imut, tapi juga terlihat unik. Merapikan rambut hitamnya yang manis, aku mengenakannya gaun. Meskipun aku sering terjerat oleh pakaiannya, kali ini aku memilih pakaian yang paling dia suka.

Tidak sengaja aku menemukan perekam ini ketika aku berada di toko elektronik untuk mencari ponsel.

Dalam perekam ini, tersimpan semua suara saat dia melewatiku selama seminggu ini. Dan jika aku menempatkannya di bagian dalam resleting belakang boneka ini, kau akan mendapatkan efek di mana kau mungkin dapat berbicara denga Hiyori Asahina.

Ketika aku pertamakali melakukannya, aku punya tujuan ini “Aku mencoba yang terbaik untuk mendandani dan membawanya ke kota!!!” Aku yakin hal seperti ini akan merubah semua sejarah pengetahuan penggemar Asahina.

Dan sekarang sisa jahitan untuk proyek besar ini….. hanya satu jahitan lagi dan ini akan selesai.

Menghentikan sementara pekerjaanku, aku menutup mataku.

Mengingat 3 bulan lalu saat itu, itu bisa menjadi petualangan yang pernah kumiliki.

Tentu saja itu hanya khayalan di otakku, tapi keinginan tinggiku membuatku
membayangkan aku dan Hiyori bepergian ke semua jenis tempat di negara ini, seperti kami telah mengelilingi seluruh Jepang untuk 3 minggu.

"…..awwyeahh."

Tenggelam ke kenangan itu sementar, sekarang saatnya untuk jahitan terakhir, aku kembali terfokus.

"Kali ini….. AKHIRNYAAA….!!!"

.

"HIBIYAAAAAA TELEPOOON UNTUKMUUU CEPATTT ANGKAAAT!!!!!!!"

Terkejut karena teriakan mendadak dari Ibuku, yang membuat tanganku bergetar. DAN JARUM ITU DENGAN DINGINNYA MENUSUK TUBUH “BONEKA BERBICARA HIYORI“ KU.

"GGGGGGYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Melihat adegan itu, aku berteriak. Pikiranku menjadi kacau, sarafku menegang, dalam otakku aku hanya bisa membayangkan sebuah adegan di maan Hiyori Asahina tertusuk oleh sebuah tiang besar.

"AKU…. AKU SUNGGUH…. MELAKUKAN…. MELAKUKAN KESALAHAN SEPERTI INI!!!"

Tanganku mengigil dan menutupi wajahku.

Dalam otakku, teriakanku menjadi hampa, apa yang dikatakan Hiyori Asahina sebeluma dia meninggal, jujur aku tidak pernah berbicara dengannya, jadi aku tidak bisa memikirkan kalimat tertentu untuknya, aku hanya bisa merasakan suasana saat ini.

"HIBIYA~~~ KUBILANG TURUUUUN SEKARANG!!!!"

Saat Ibuku berteriak kejam, aku akhirnya sadar kembali, aku memutuskan membiarkan proyek-ku berakhir untuk sementara dan menuruni tangga.

"Ahhh~~ jeez, AKU NGERTI!! AKU SEGERA TURUN!!"

Pelan-pelan meletakkan “Boneka berbicara Hiyori-ku” di atas meja, aku memutar kursiku hinga menghadap ke pintu dan melompat turun dari kursi.

Aku membuka pintu, berlari menuruni tangga yang berderit, mengangkat telepon yang terletak di koridor lantai pertama, ganggang dari telepon tua telah terlempar di atas meja.

"Ada apa sebenarnya menelpon di saat seperti ini….. DAN SIAPA SIH?! Mengapa Ibu tidak menyebutkannya dengan jelas….."

Meskipun aku penasaran, aku malah mengangkat ganggang telepon dan berbicara. Seseorang yang menelpon di waktu seperti ini, kurasa bukan seseorang yang mudah ditangani. Kupikir aku harus sedikit kasar kepada orang ini.

"Ah~ halo, aku Hibiya siapa ini……."

"Lambat sialan."

Aku hendak bersikap kasar kepada respon orang ini, kekasaranku terhadap orang yang sama sekali tidak terduga ini menjadi ragu-ragu.

Di saat yang sama,  “suara” orang itu berbicara hanya dengan kalimat yang singkat, telah memberiku dampak besar luar biasa sampai tidak peduli jenis sikap apakah itu

"Eh? Apa…"

"Aku bilang kau lambat sialan. Aku sedang berdiri sambil menelponmu sekarang. Jadi aku lelah sekarang."

Sikap suara ini, tidak salah lagi. Aku sangat yakin.

Satu-satunya hanya Hiyori Asahina, dengan sikap bangganya dari ujung telepon.

.

"Kau mendengar? Halo~~ Ada orang…."

"AHHH?? Asahina?? A, AKU DENGAR!! YAHHH  AKU SUNGGUH MENDENGARNYAAA!!"

Menghadapi situasi seperti ini, otakku jadi berhenti berfungsi.

"Ke, kenapa kau sangat heboh kau menjijikan…. Ah~ terserahlah. Aku punya sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu."

"Bi-Bicarakan???"

"Ya, bicarakan. Atau tepatnya, sebuah kesepakatan? Apapun itulah."

Siapa yang akan membayangkan perkembangan seperti ini. Untuk aku yang di atas bis. Aku, yang sedang berpikir “Aku ingin melakukannya…..”

HAL ITU BENAR, YO.

Tapi, kenapa membicarakan sesuatu saat di tengah malam?

"Jika kau ingin bertemu denganku aku tak masalah… Ah, bukan apa-apa, bukan masalah, lagipula apa yang ingin kaubicarakan ?"

"Kau menjatuhkan pass-mu 'kan? Aku menemukannya di koridor sekolah hari ini, tertulis namamu di dalamnya."

Itu adalah alasan yang sangat masuk akal. Saat aku sedang sibuk dengan pembuatan “Boneka berbicara Hiyori”, aku jadi lupa dengan pass-ku, dan sekarang malah ditemukan dengan cara seperti ini.

Oh tunggu tidak, ini kesalahan sopir itu.

Aku sungguh ingin melupakan apapun tentang sopir sialan itu sampai-sampai aku jadi menghapus ingatanku tentang pass-ku juga.

Tapi sekarang, aku sudah menemukannya.

Dan karena itu, dia sengaja menelponku karena ia telah menemuka pass-ku. Orang yang sangat baik. Aku tahu itu, Hiyori Asahina adalah MALAIKAT….

…..Tidak, tunggu sebentar.

Aku merasa seperti melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat…..

.

—-Sebelum berangkat sekolah, aku akan dengan ketat memilih “foto Hiyori” terbaik yang paling kusuka, dengan hati-hati kumasukkan dalam passholder-ku, kemudian berangkat ke sekolah dengan senyum.—-

.

"…Hei, kau sungguh mendengar?? Dari tadi kau bicara gagap membuat kesal saja. Oh dan, di dalam pass-nya……"

"OH GAK ITU BUKAN PUNYAKU."

"haa?"

Keringatku telah menumpuk menjadi genangan air dan menyembur keluar seperti gelombang besar.

Otakku terus bergulir “mati aku mati aku mati aku mati aku mati aku" mengoceh "mati aku" dalam benakku, aku membayangkan sebuah festival megah dimulai, dan di menara tengah festival, Hibiya Amamiya tepat di sana sedang diikat pada sebuah tiang, leher ditempatkan di bawah pemenggal kepala.

Mati aku.

BENAR-BENAR MATI.

Dan kebetulannya, foto yang kusimpan dalam passholder-ku hari ini, adalah roknya yang sedikit terangkat oleh angin musim semi, FOTO YANG SUNGGUH TIDAK BAIK.

Aku masih bisa menjalani hidupku dengan foto di pass-ku, tapi sekarang dia sendiri telah menemukannya. Segalanya telah berakhir. Benar-benar berakhir.

Apanya “Boneka berbicara Hiyori” dasar tolol. Ini benar-benar senjata makan tuan.

Jika aku tidak melakukan sesuatu….. Apa yang harus kulakukan…..

"Bagaimana bisa? Ada namamu di dalamnya. Katanya, kau tak sadar menjatuhkan pass-mu…… Bahkan bagaimana kau bisa turun dari bis?"

 ”M-Mungkin ada orang yang punya nama sepertiku~~ LIHAT! Kau bisa menemukan oran yang bernama Hibiya Amamiya kaaaan?”

"Aku tak berpikir ada orang yang memiliki nama yang aneh selain kamu di sini. Kembali ke topik. Benda dalam passholder…."

Sudah terlambat. Di sinilah puncak dari festival “mati aku.”

Di menara, orang-orang kuat yang wajahnya tertutup, mengenakan sebuah fundoshi, dan memegang sebuah pisau besar, mengarah ke tali pemenggal kepala, tali yang mengencang membuat suara “gachigachi.”

Dan ada Hibiya Amamiya membuat wajah bahagia seolah sudah tahu kesalahannya.

Sia-sia saja. Aku tidak bisa menyembunyikannya lagi apapun yang kukatakan. Setidaknya, aku harus memperjelasnya.

"Ahh, AHHHH itu benar!!! Aku tahu itu tidak mungkin, tapi setidaknya aku bisa membayangkannya 'kaaan????"

Sejujurnya aku ingin ​​mengatakan perasaanku tetapi aku tidak tahu mengapa aku mengatakannya begitu canggung sialan.

Aku tahu aku bersalah tapi setidaknya aku harus membela diri sedikit.

"Ehh, mengapa kau gelisah banget?? Sungguh menjijikan."

Dan seperti biasa pikiranku hancur menjadi debu.

Air mata terakhirku sebagai penggemar Asahina, pelan mengalir ke pipiku.

Aku menutup mataku, membayangkan para orang-orang telanjang tersebut menjadi lemah sepertiku sekarang, mengambang di udara, bersiap menyambutku.

.

Aku minta maaf karena menganggap kalian semua idiot saat itu. Tolong bawa aku bersama dengan kalian.

Dan jika setidaknya aku bisa membawa boneka dan foto-fotoku.

Saat aku sedang berpikir tentang khayalan itu untuk memperindah kematianku, Hiyori Asahina mengatakan sesuatu yang sangat tidak terduga..

"Tidak mungkin apa, mengapa kau sangat memaksa?? Aku bahkan sengaja memanggilmu untuk membantumu mencarinya."

"Eh?"




Jawaban darinya itu telah menjadi TOP 3 hal paling mengerikan yang kualami tahun ini, dan aku tidak mengerti sama sekali maksudnya.

Tapi aku mendengar kata “membantumu mencarinya”. APA YANG TERJADI?!

"Membantuku mencarinya……. jangan bilang kalau……."

 ”Eyy, Maksudku itu. Aku tahu tentang keinginanmu, itu sebabnya aku bilang aku akan membantumu.”

Festival “mati aku” dalam otakku, menara di tengah-tengah kemudian meledak menjadi debu.

Hibiya Amamiya yang terikat tiba-tiba, seolah dia telah membangkitkan kekuatan luar biasa, menarik napas, mengambil pisau pemenggal dan dengan mudah dibengkokkan menjadi logam tak berguna.

"Su-SUNGGGUHHHHHH??!! Eh, EeEeEeEeEhHhHH APAKAH ITU BENAR??!! SERIUS??!! EEEEEEHHHH AKU BENAR-BENAR BISAAAA??!!"

"Suaramu terlalu keras ughh kau berisik dan menjijikan sialan!! Jangan membuatku mengulanginya!!"

"B-Baiklah!!"

"Bagus. Ugh, tak apa. Aku tahu kau akan merespon seperti itu. Yah, kau benar-benar menginginkannya huh? Kau selalu memikirkan itu huh?"

Adapun ucapan yang tak terduga itu, hatiku menjadi berdebar keras. Hari ini hari di mana hatiku sibuk.

"Menginginkannya"?! Apakah aku tetap bisa mengatakan hal-hal seperti itu?! Kupikir moral zaman sekarang tidak memperbolehkan hal seperti itu??!!

Tidaktidaktidak, apa yang kupikirkan. Aku harusnya tidak melakukan hal yang kurang bijaksana itu.

Jika aku melakukannya aku akan terlihat seperti monyet. Dan itu tidak bagus.

"Ahh, aku benar-benar menginginkannya."

Daaannn setelah berpikir keras, keputusannya adalah Hibiya Amamiya memutuskan untuk menikmati menjadi monyet.

Siapa yang ingin menjadi anak baik ketika ada sebuah kesempatan besar di depanmu.

Aahh!? Tidak cocok?! SIAPA PEDULI!!

"Yeahh, bahkan kau sampai menaruhnya di dalam passholder-mu huh. Aku tahu kau jelas-jelas menginginkannya. Nah makanya aku akan membantumu mencarinya."

"K-Kau bisa….?! Sungguh…?!"

Keringatku saat itu dengan cantik ditutupi oleh mimisanku.

Para orang-orang telanjang yang bersiap menyambutku mulai melototiku, tapi tentu saja AKU TIDAK PEDULI. Kalian monster. Menghilanglah sekarang.

"Dengan suatu syarat. Ah, itu kesepakatan yang kumaksudkan sebelumnya. Aku akan membantumu untuk mencapai keinginanku."

Hiyori mengatakannya dengan enteng. Biasanya berbicara hal seperti ini, dia harusnya sedikit malu. Ah tidak, aku saja yang bodoh, cinta zaman sekarang telah menjadi lebih cerdas daripada yang kuketahui.

Tapi ini semacam tren, kurasa hanya dari luarnya saja. Ya, dia harusnya merasa malu sekarang. Sebagai seorang pria aku harus melakukan itu.

"Tentu saja tak apa! Selama aku bisa melakukannya, oke! Serahkan padaku! Yah jadi, apa keinginanmu?"

"Kau, kau sangat bersemangat huh…… hei, aku tahu ini kesepakatan tapi, singkatnya ini adalah untuk mencapai ‘kenginan terdalammu.’ apa kau bebas selama musim panas ini?"

"Aku bebas! Yup! Aku hanya membantu di rumah, tak ada janji sama sekali!"

"O-Oke, aku paham. Jadi. Aku ingin  semua waktu bebasmu selama liburan musim panas. Kita akan ke kota. Ah, hanya kita berdua."

"Eh?"

.

Meskipun aku sudah siap menerima permintaannya yang sulit, tapi tetap saja apa yang Hiyori minta terlalu ekstrim.

Jika dia berkata "ayo kencan di sekitar sini" masih dapat diterima, tapi dia malah berkata "Pergi ke kota", di sebuah desa yang bahkan "hei aku menemukan sebuah lembah yang cantik ayo ke sana dan makan onigiri" adalah sesuatu yang membahagiakan, bahkan seorang siswa SMA tidak akan berani meminta hal seperti itu.

Terlebih lagi dia berkata “hanya kita berdua”, wow dia sangat nekad. Namun permintaannya yang tidak mudah aku jawab……

"Ke-kenapa ke kota? Terlebihlagi, hanya kita berdua…."

"Bukan apa-apa, hanya saja aku ingin membeli sesuatu di sana jadi aku memutuskan untuk ke sana, juga, aku tak punya "pembawa koper" jadi aku mengajakmu. Kenapa? Kau tak mau ikut denganku?"

"Te-Tentu saja aku mau pergi!! Tapi….. Orang tuaku sangat keras kepala…. jadi soal biaya perjalanan….."

"Kau tak perlu mencemaskan itu. Karena keluargaku kaya, aku akan membayarkanmu. Heii, aku juga pergi tanpa diketahui orangtuaku….. ah! Tentu saja kau harus menjaganya sebagai rahasia. Jangan beritahu siapapun okeee?"

"Bahkan orangtua juga tidak?!"

"Itu benar. Ditambah lagi akan mudah bagimu mendapatkan ‘keinginan terdalammu’ 'kan? Karena orangtuamu keras kepala?"

Dia benar, jika aku memberitahu mereka kalau aku akan menemani seorang gadis, itu akan menakutkan, tidak mungkin “Bersembunyi dari orangtuamu, berpergian dengan gadis yang kau suka”, yah semua itu akan mengambulkan ‘keinginan terdalam’ ku.

Aku mengerti, fakta bahwa Hiyori itu kaya terkenal di daerah ini, kurasa akan mudah untuk menangani biaya perjalanan untuk dua anak saja.

.

Tapi.

Jika hanya untuk membeli sesuatu, kenapa dia tidak meminta orangtuanya untuk membelikannya.

Untuk mencapai keinginan terdalamku….. Masih tidak masuk akal jika digunakan sebagai alasan. Bahkan jika hanya kencan di desa, bukan di kota, aku sudah puas dengan itu.

Saking nekadnya, dia sampai ingin pergi sendirian bersamaku. Untuk pertanyaan ini, satu-satunya jawaban yang masuk akal mengambang di otakku.

"…………Dia begitu terpesona olehku sampai seperti itu."

"Eh? Kau bilang apa?"

"Ah, ah~ tidak, aku tak berkata apapun! Yup!"

Seolah aku tenggelam dalam pikiran narsismeku, tiba-tiba aku tersadar.

Intinya Hiyori Asahina begitu terpesona olehku tidak bisa dibantah lagi.

Ketika dia sedang memikirkanku siang dan malam kebetulan sekali ia menemukan pass-ku dan foto dirinya di dalam, oleh karena itu dia menggunakan alasan “berbicara” dan “kesepakatan” untuk mendekatiku.

Aku takut kalau, maksud dari kalimatnya “bantu aku mencapai keinginanku”, tapi dalam hatinya ia ingin memelukku sekarang.

“Hanya kami berdua dalam perjalanan jauh” adalah bukti terbaik. Mengatakan hal-hal seperti “pembawa koper” sebenarnya hanya untuk menutupi rasa malunya huh.

"Aku ngerti sekarang, perasaanmu, aku menyetujuinya…!"

"Ra-Rasanya sangat menjijikan…. Dengarkan ini oke? Kau juga harus berusaha keras untuk mencari apa yang kuinginkan, oke? Jika kau tak berguna, aku akan langsung memulangkanmu."

Sikap Hiyori Asahina sangat dingin dan menjemukan seperti biasa, tetapi ketika aku pikir itu untuk menunjukkan cintanya, aku menganggapnya sangat imut.

Namun, sebenarnya apa “hal yang” dia inginkan.

Meskipun mungkin hanya sebuah alasan………

"Ah, ya! Tentu saja……… tapi apa sih "hal yang" kau inginkan itu?"

"Eh? Itu tanda tangan dari idol populer baru-baru ini. Bukankah kau sudah melihatnya?! ‘Remaja enambelas tahun imut yang dapat menarik hatimu!’ begitulah di CM-nya. Aku sangat menyukainya~ BENAR-BENAR IMUT YEAA?!"

"Ah, gak, aku tak nonton TV jadi aku gak tahu…….Eh, ah~ Begitu ya……."

Tiba-tiba perasaanku tersandung.

Ketika Hiyori berbicara tentang idola tersebut, nada bicaranya langsung menjadi bersemangat, itu sudah cukup bagiku yang penuh semangat berpikir “kami akan kencan di tempat jauh” untuk menghadapi kenyataan.

Dipikir-pikir lagi, tentu saja. Tujuan awalnya tidak mungkin untuk menghabiskan waktu denganku. Teruslah bermimpi, bro. Lagipula, aku tidak tahu siapa idola tersebut,tapi karena dia bisa menarik hati Hiyori, dia pastinya agak menakutkan.

.

"Ta-Tapi, tanda tangan selebriti itu tak mudah didapatkan 'kan….."

"Heheheh. Biasanya sih. Tapi kali ini, ada kesempatan untuk mendapatkannya."

"Kesempatan? Maksudmu seperti sebuah tiket untuk sesi tanda tangan?"

"Oh tidak gak. Idola tersebut tak pernah mengadakan sesi tanda tangan sebelumnya. Kurasa karena popularitasnya terlalu tinggi, kemanapun dia pergi selalu ada kerumunan penggemar di sekitarnya, sungguh tak masuk akal."

Seorang idola populer baru yang popularitasnya begitu tinggi sehingga dia tidak bisa mengadakan sesi tanda tangan, kecantikannya pasti tidak tertandingi.

Tidak, aku tak berpikir ia orang yang luar biasa.

Tidak ada gadis di dunia ini yang dapat mengalahkan kecantikan Hiyori Asahina sama sekali.

Namun, jika tidak ada sesi tanda tangan, bukannya sulit untuk mendapatkan tanda tangannya?

Kuharap ia tidak berkata “Apapun caranya kau harus mendapatkannya”…………..

"Heh, sebenarnya, kakak iparku adalah guru sekolahnya. Idola seperti pelajar yang sesungguhnya! Beberapa saat yang lalu ia menghubungiku dan berkata, ‘Aku akan membantu mendapatkan tanda tangannya, kenapa kau tak datang kemari dan berlibur hingga Festival Obon’. Jadiii, aku berharap kesana dan untuk bermain dan menganggapnya sebagai liburan, tapi orangtuaku malah marah, berkata ‘kau bahkan tak peduli belajar dengan tekun, kau malah mau bermain~’ seperti itu."

"Jadi itulah kenapa kau menyembunyikannya dari orangtuamu untuk pergi liburan….."

"Yup, dan itu saja. Ini akan jadi pertamakalinya aku ke kota sendirian, jadi aku berpikir untuk menjadikanmu pembawa koperku. Paham?"

Jadi begitu ya, bahkan jika ia mengatakan hal konyol seperti “Hanya kita berdua pergi berlibur”, itu tidak masuk akal..

Karena ia memiliki kerabat yang begitu dekat dengan idola tersebut, kukira tanda tangan tanganny akan mudah didapatkan, akomodasi tidak akan menjadi masalah juga.

Kepribadian Hiyori adalah setelah dia dimarahi oleh orangtuanya dia malah akan pergi sendiri, dari sudut ini, maksud dari “hanya kita berdua yang pergi tanpa memberitahu orang tua” jadi sedikit jelas.

Jika itu yang terjadi…..

"Itu berarti alasan aku ikut denganmu karena…..?"

"uh itu karena kau tampaknya bersedia untuk mendengarkan perintahku"

Dan aku bisa merasakan bahwa sesuatu yang tajam telah menembus hatiku. Di depan sikap santai Hiyori Asahina ini, Hibiya Amamiya yang berpikiran “dia begitu terpesona olehku……”, senyumnya benar-benar menghilang.

Dengan kata lain, intinya. Hiyori tidak punya ketertarikan spesial padaku.

Pada festival “mati aku” di otakku, Hibiya yang perkasa terus merobek topeng dari para pria bertopeng, yang terus menghancurkan acara pembunuhannya, dia sendiri tiba-tiba meringkuk, dan berlutut di tanah.

"tapi…. Kupikir kau mau mencarikan keinginanku……. bukankah begitu??!! Bagaimana hal seperti ini……….."

"Seperti yang sudah kukatakan, apa sih yang kau bicarakan sejak awal? Hanya menemani membeli ponsel tak ada hubungannya dengan tujuanku ngerti."

PONSEL?

Mengapa tiba-tiba membicarakan tentang ponsel. Kurasas aku tak pernah menyebutkan apa-apa tentang ponsel selama pembicaraan kami

Tunggu.

Biarkan aku menganalisis seluruh percakapan ini sedikit demi sedikit lagi.

Hiyori Asahina, menemuka passholder-ku, dengan fotonya di dalamnya. Setelah ia mengatakan “Aku tahu tentang keinginanmu, itu sebabnya aku bilang aku akan membantumu”.

Kemudia dia mengatakan kata-kata yang takkan terlupakan “Kau menginginkannya 'kan?” Tidak, aku takkan pernah melupakannya.

Lalu mengapa ia berbicara mengenai ponsel…..?

Tidak ada hubungannya dengan ponsel…….

.

"…………………Ah."

Saat aku berbicara, hipotesis keji keluar dari otakku.

Dan hipotesis ini, seperti bagian yang hilang dari teka-teki jigsaw, dan dengan itu cukup jelas untuk menjelaskan semua masalah dalam situasi ini

Aku secara tidak sadar menatap cermin di koridor, dan tentu saja tercermin aku yang tetap sama setelah aku pulang dari sekolah

Aku buru-buru memasukkan tangan ke saku dadaku yang biasanya aku meletakkan pass-ku ke dalamnya dan menyadarinya, bahwa benda yang biasanya aku simpan bersama pass-ku dalam saku, telah hilang.

"Kau sedang berpikir untuk membeli ponsel 'kan? Kau bahkan memotong iklannya dan memasukkannya ke dalam passholder-mu. Aku sudah bilang bahwa tujuanku  membawamu bersamaku untuk memperoleh keinginanmu, kenapa kau mencoba untuk berargumen denganku?"

Pada saat itu, dengan panik kesalahpahaman bodohku akhirnya sampai ke sebuah akhir yang jelas, suasana hati gembiraku saat itu terjatuh ke tanah.

Apa yang Hiyori Asahina lihat bukannlah fotonya.

Karena berharap suatu hari nanti aku bisa berbicara dengannya, atau membawa suatu topik, secara tidak sadar aku malah memasukkan iklan dari sebuah department store ke dalam sakuku yang tercetak diskon untuk ponsel.

Kenapa aku tidak menyadarinya selama ini.

Memang benar aku menjadi bimbang ketika dia menelponku.

Namun, kesalahpahaman seperti ini benar-benar mengerikan.

Apanya yang “Dia pastinya seorang GADIS PEMALU”. Apanya “Aku sungguh menginginkannya”. Matilah kau dasar mesum yang memalukan.

Ketika aku telah mengingat semuanya sekarang, aku tidak bisa mengendalikan diri untuk berteriak “UwaaaAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!” Aku merasa seperti ingin memukul kepalaku di tiang sekarang, tapi sekarang kalau dipikir-pikir, ada satu pertanyaan penting yang belum dijelaskan.

"………………Apakah ada benda lain di dalam passholder-ku, selain iklan?"

Tanyaku sambil gemetar, tapi Hiyori mendesah seolah ia tidak bisa berkata apapun, dan dengan dingin menjawab.

"Apakah sesuatu yang penting? Tidak ada apapun selain iklannya……. Kenapa? Apakah harusnya ada sesuatu yang penting di dalamnya?"

"Ya, ya. erm……"

AKU TAHU. Hiyori tidak menemukannya sama sekali.

Tidak heran. Jika dia untuk menemukan foto itu, dia tidak mungkin akan meneleponku, tapi ia harusnya menelepon cabang kejahatan remaja di kantor polisi

Namun, jika kau berpikir tentang hal ini, itu masuk akal. Di sekolah, semakin dekat usiamu dengan Hiyori, akan semakin banyak penggemar Asahina.

.

—-Cukup lemparkan batu dan kau akan dipukul penggemar Hiyori—-

.

Dan karena itulah.

Jika saja ia menemukan passholder-ku dengan fotonya yang dipilih olehku dengan ketat yang seorang penggemar profesional Asahina, apa yang akan ia lakukan?

Jawabannya sudah jelas.

Dia akan mengambil fotonya dan membuang passholder-ku ke tempat semula. Sebuah pass yang hanya bisa digunakan di desa kecil ini sugguh tidak berguna.

Terlebih lagi, ada namaku tertulis di dalamnya. Jika ia mencuri benda yang memiliki petunjuk seperti itu, akan menjadi hal yang buruk baginya.

Jika hanya foto, bukan masalah bahkan jika dicuri. Kemudian aku akan melapor ke polisi dan mengatakan “Aku kehilangan sesuatu dan aku sudah lama mencarinya”, Aku akan berakhir dengan dibawa ke Bagian Kejahatan Remaja.

Tentu saja aku tidak akan memberitahu siapapun tentang itu. Bahkan bukan masalah jika dicuri, biasa saja. Mungkin karena passholder mempunyai dua lipatan dan tanpa sengaja aku memasukkan iklan tersebut ke dalamnya.

Atau mungkin, penggemar Asahina lainnya yang pertama menemukannya, dengan hati-hati memasukkan iklan ke dalam passholder-ku. Aku sedikit geram tentang kalau ia mungkin mengambil foto milikku dan memamerkannya, tapi pada saat yang sama aku cukup bersyukur. Hanya memikirkan kalau aku akan dituduh kecanduan seksual dan disebarkan oleh Hiyori, dalam hal itu benar-benar menyelamatkan hidupku. Berpikir tentang apa yang akan terjadi jika hal itu terjadi, perutku mulai mulas. Kurasa aku akan harus makan beberapa tahun di penjara ya.
.

"Begitu ya…. jadi itu yang terjadi……"

Aku menyandarkan punggungku di pinggir meja di mana telepon diletakkan, sambil tetap memegang ganggang telepon, dan perlahan duduk di lantai.

"Kau aneh…."

"Ah~ ya. Aku memang sedikit aneh. Maaf."

Kesimpulannya, semua ini hanya salahpaham, semunya hanyalah delusi bodoh yang dibuat olehku.

Meskipun aku merasakan perbedaan besar dari kebahagiaan dan sekarang aku malah tidak bisa menegakkan tubuh, namun, anehnya, aku merasa lega.

Hiyori Asahina masihlah bunga langka yang cantik yang seseorang sepertiku tidak bisa sentuh sama sekali. Dan karena aku terang-terang mengetahui itu, karena itulah aku terus berhayal, tapi melihat kemungkinan besar ini, kemudian padam, aku sekali lagi harus menerima kenyataan.

"Jadi? Kau pergi? Atau enggak sih?"

"AH"

Kata Hiyori, seolah ia ingin cekcok, namun dengan sabar menunggu jawabanku. Hatiku yang dingin mulai berdebar kencang lagi.

Itu benar. Ini semua bukanlah akhir.

Atau perlu dikatakan saat ini, ada kesempatan tepat di depanku, seperti sebuah keajaiban.

Bahkan walaupun sebuah kesalahpahaman, bahkan jika aku bersikap sabar kepada Hiyori, benar sekarang, ini tidak seolah dia jauh dariku.

Dia meneleponKU. Dia mengajakKU untuk liburan bersamanya. Aku tidak peduli apa tujuan ajakannya, apakah sesuatu yang benar-benar membahagiakan.

Aku berdiri menggunakan tanganku yang satunya untuk menopang tubuhku.

"Tentu saja aku pergi. Mari kita menikmati liburan musim panas bersama."

Itu benar. Segalanya dimulai dari sekarang. Pasti ada sesuatu yang bekerja perlahan di atasnya.

Bahkan meski hanya kebetulan atau keberuntungan, tak apa. Tidak peduli apa, selama aku tidak menyerah, aku pasti akan menyampaikan perasaanku padanya.

"Mhmm. Yah kalau begitu, aku akan mengajakmu. Kita akan memulai rencana besok. Mengerti?"

"Baiklah! Mohon bantuannya."

"Yea. Mohon bantuannya juga. dah."

Suara Hiyori pun terhenti.

Untuk menyantaikan tubuhku yang sedari tadi merasa tegang, aku bernafas lega.

Secara tidak sengaja, melihat ke arah pintu masuk, aku merasakan terdorong untuk menghirup udara luar. Aku berjalan menyusuri koridor, mengenakan sepatuku dan berjalan keluar pintu, udara dingin bercampur dengan aroma rumput musim panas yang terhembus.

Aku berjalan di sepanjang jalan kecil  sambil mengangkat kepalaku melihat malam hari yang biru gelap, bulan purnama sedang bersinar, dan lampu jalan sepanjang jalan kecil desa —— yang memberi penerangan.



Musim panas akan datang. Petualangan yang hanya kami saja yang tahu akan segera datang.

Perasaanku gembiraku belum tenang, aku diam-diam menuangkan perasaanku pada bulan purnama yang jauh, berharap musim panas yang akan datang bisa menjadi suatu kenangan yang tidak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar