Minggu, 06 Juli 2014

Volume 1 Chapter 1, 3, 5 : Heat Haze Days I, II, III



Hari Kabut Panas I

―Mataku mengalami disorientasi. Dunia berubah menjadi monokrom dalam sekejap. Di tengah semua itu, biru langit tak berawan jernih dan

tanda merah ...... merah, dan ......! Perbedaan yang intensif terpancar hanya dari dua warna membakar bagian belakang retinaku.

Hanya saja apa yang ada di depan mataku sekarang, aku bertanya-tanya.

Suara bodoh jangkrik yang menangis menusuk telingaku.
Bau besi bercampur dengan aroma dirimu.
Tanpa menyadarinya, semua perasaanku langsung merangsang bagian dalam otakku seperti pukulan.

Pada penyeberangan pejalan kaki tanda ban yang tampak terbakar dan tubuh kecilmu sama ukuran dengan garis merah yang tertarik

padanya. Bukan seolah-olah aku akan berusaha serta melakukan sesuatu pada saat ini tapi setelah aku menuju ke sisimu, aku bisa

merasakan panas menyelimuti tenggorokanku, mata, hidung, kepala, dan kenyataan membantingku dengan keras.

Orang yang di depanku itu bukanlah kau.
Itu bukan kau yang baru saja berbicara denganku sebelumnya.
Itu hanyalah gumpalan merah pada sesuatu.
Tidak peduli yang dikatakan semua orang, itu bukanlah kau.

……Aku mulai merasa mual dan kepalaku merasa sakit. Pandanganku kabur seolah-olah aku mencoba untuk membuka mataku di bawah air,

tetesan air, menyisakan bekas di atas aspal. Nampaknya air tersebut menetes dari kedua mataku.

Aku menggerakkan mulutku mencoba untuk bicara padamu, Aku tak yakin apakah suaraku tenggelam oleh suara para jangkrik ini atau jika

suaraku tidak keluar sejak awal tapi aku tidak bisa mendengar apa-apa sama sekali.

Aku harus memberitahumu.
Aku memutuskan untuk mencoba memberitahumu.
Aku harus cepat dan memberitahumu.

Kabut panas (Kagerou Daze) yang berayun sedang berdiri sangat dekat.
Dia hanya berdiri di sana, seakan dia sedang mengejek kita atau mencoba untuk menghalangi jalan antara kau dan aku.

Tolong jangan menghalangi jalan. Aku akhirnya bisa menyampaikan perasaan ini padanya sekarang.
Kau dapat menertawakanku sepuasmu nanti. Karena itulah, kumohon, tinggalkan kami sendirian saat ini.

Ini sudah sangat terlambat, dan kau mungkin merasa jijik tapi……

Bahwa kau hanya sedikit egois,
Dan kebiasaan burukmu memukulku setiap kali kau merasa malu,
Dan aroma rambut kepakanku, semuanya,

――Aku benar-benar menyukaimu.

——————————————————————————————
Hari Kabut Panas II

Aku melihat hal yang mengerikan, mimpi yang tak menyenangkan. Mimpi di mana kau menghilang tepat di depan mataku.
Aku terus melihat mimpi ini terus menerus.
Ini semua mimpi yang aku lihat kemarin.

Aku bertanya sudah berapa kali hari ini.
Aku bertanya sudah berapa kali kemarin.

Aku bertanya sudah berapa kali saat kita berdua mengobrol di taman.
Ini mungkin pertama kalinya untukmu tapi bagiku ini sudah terjadi berkali-kali.
Aku berbicara mengenai hal ini denganmu juga sebelumnya.
Aku berbicara padamu mengenai hal ini berkali-kali.
Dan setiapkali, kau percaya padaku.
Kau serius khawatir tentang hal itu.

Tapi berapa kali pun, kau akan selalu mati pada akhirnya.
Setiap kali aku memberitahumu mengenai hal ini, kau khawatir dan membuat wajah yang sedih.
Karena itulah aku memutuskan, aku tidak akan lagi memberitahumu.

Kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja.
Dan aku akan datang untuk menyelesaikan saat-saat di mana kita berbicara di taman.

Tidak apa-apa selama aku masih bisa mendengarmu berbicara.
Karena kau akan berbicara tentang hal yang sama setiap kali, Aku sudah ingat setiap karakter dan setiap frase kata demi kata.
Meski begitu, tidak apa-apa.
Tak apa, semua yang aku inginkan adalah bagimu untuk dapat berbicara.

Saat di mana aku mendengarkan suaramu, Aku merasa nyaman tanpa suara jangkrik berisik.
Karena aku hanya ingin untuk mendengar suaramu

Saat melihat ke arah jam, sekitar pukul 12:30 malam.

“Bukankah sebaiknya kita segera pulang?”

Ketika aku memegang tanganmu, kau tersipu malu.
Kau sangat menjijikan di saat akhir, huh……
Itulah kenapa kau tidak populer.

Nah, sudah waktunya jadi aku akan berhenti di sini.
Terima kasih untuk segalanya, Hibiya.

Seperti yang kupikir, suara berisik jangkrik
berdiri, termasuk kabut panas yang berayun.

……dan aku sangat membenci musim panas.

――Saat aku melihat ke atas, tiang besi jatuh di hadapanku pada waktu yang tepat.

——————————————————————————————
Hari Kabut Panas III

Aku bertanya kapan awal itu terjadi.
Awal yang asli.

Demi kepentingan kursus musim panas, kita harus mendatangi rumah Hiyori yang relatif jauh dari daerah pedesaan.
Jika aku ingat benar, itu adalah apa yang seharusnya kita lakukan.

Aku ingin tahu siapa nama orang  berambut putih yang berada di rumah itu.
Aku merasa itu adalah nama yang sangat aneh.

Yah, aku tak bisa berbicara mengenai orang lain. Sebuah nama seperti Hibiya sendiri adalah nama yang cukup aneh.

Bahwa orang tinggi yang melakukan sesuatu pada kecepatan sendiri.
Mungkin aku harus menanyai Hiyori. Kemungkinan besar, dia mungkin akan ingat

Hanya saja, aku merasa sudah menanyakan hal ini berkali-kali sebelumnya.
Aku ingin tau apa namanya itu…… yah, terserahlah.

Sekarang aku memikirkannya, aku ingin tahu di mana Hiyori pergi.
Aku yakin kami meninggalkan rumah bersama.
Apakah pernah ada saat di mana kami telah sendirian seperti ini?
Aku merasa seperti pernah, tapi pada saat bersamaan tidak.

Huh…… Hujan mulai turun.
Ini mungkin pertama kalinya, kupikir……

Di dalam mimpi yang selalu terulang terus menerus,
hujan yang tidak diprediksikan ramalan mengganti pemandangan kota.
Suara dari jangkrik yang menangis sangat berisik,
dan kabut panas juga berdiri di sana,  sepenuhnya tertutupi oleh bayangan hari ini.

“Hei…… kau.”
“Ada apa?”
“Apakah kau datang ke sini sendirian?”
“Tidak…… Aku datang bersama teman, tapi kami terpisah”
“Teman?”
“Ya. Kami selalu bersama. Tapi karena suatu alasan aku merasa kami tidak akan bisa bertemu lagi selanjutnya……”
“Aku mengerti. Apa kau ingin bertemu ‘dengannya’?”
“……Tentu saja.”
"Begitu. Maka pasti akan baik-baik saja. Kau, dan juga dia, pasti akan……”
“……Kemana kau akan pegi?”
“Aku tidak keberatan jika kau mengikutiku, tapi apa kau yakin tidak akan menyesalinya?”
“Ya.”
“Ikutlah denganku.  Seseorang sepertimu, seseorang yang dapat membantu, pasti akan ditunggu.”
“Membantu……?”
“Karena pasti ada sesuatu pada ‘mata’ mereka dan ‘mata’ mu dapat melihat……”

“――Karena itu, jangan pernah lupa apa yang terjadi hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar