Minggu, 13 Juli 2014

Volume 1 Epilogue


Epilog


Kembali ke pagi hari ini.

Saat aku terbangun di pagi hari yang sangat damai, dan sama sekali tidak ada hal aneh atau misterius, tidak ada peringatan akan kejadian

besar yang aku sering alami.
Lagi, jika nanti aku “terbangun di kasur rumah sakit”, tetap saja mungkin telah membuat arti.
Tetapi, ketika aku terbangun, bahkan ada medusa dan manusia transparan (?), dan juga sebuah organisasi misterius yang tersembunyi, dan

sebelum aku menyadarinya, sepertinya aku berutang nyawa pada organisasi ini, dan untuk beberapa alasan adikku entah bagaimana menjadi

anggota organisasi ini.
…Jika kau berpikir “Aku tidak tahu apa yang anak-anak ini bicarakan”, jangan khawatir.
Sejujurnya akulah yang paling bingung di sini.
Adik perempunku bercerita tentang kejadian yang terjadi secara rinci, dan itu sangat luar biasa. Bahkan sampai ada sesi tanya jawab yang

panjang, tapi pada akhirnya aku masih sedikit bingung.
Satu-satunya yang kumengerti adalah, ketika aku mencoba berbicara kepada orang-orang yang adik perempuanku sebut sebagai temannya,

mereka ternyata cukup baik.
Sebenarnya, mungkin karena aku hanya pernah berbicara dengan sebuah software yang memiliki kepribadian keterlaluan, jadi mungkin

anggapanku agak berlebihan kepada orang-orang ini.
Yah, setidaknya, yang disebut Kido tampak seperti orang yang normal.
Sarapan pagi yang dibuat sangat lezat, walau sepertinya dia tetap memiliki sisi yang jelek pada dirinya.
Jika mengabaikan kalau dia memiliki tatapan yang menyeramkan pada matanya, mungkin dialah yang paling layak dari kita semua,

termasuk diriku.
Ini pasti kelompok yang mencurigakan, tapi sepertinya mereka bersedia untuk membantu adik perempuanku mengenai masalah pada

“mata” nya. Juga, setidaknya, ini pertama kalinya adik perempuanku pernah memperkenalkan orang lain sebagai “teman”, dan aku sendiri

segera merasa nyaman berada di sekitar mereka.

Tetapi, yang paling menjadi masalah terbesar adalah Ene.
Sejak kapan dia menjadi begitu akrab dengan adikku…
Dia belum pernah mengiriminya apapun tentang gambar berhargaku, 'kan…?
Ah…Aku merasa dia mungkin saja…Aku ketakutan…berikan aku istirahat…harga diriku sebagai kakak laki-laki akan…
Aku terus merasa khawatir sepanjang aku berada di taman hiburan, menjadi tumpul dan akhirnya aku tak bisa mengingat tentang apa saja

yang terjadi ketika semua orang sedang bermain-main.
Aku hanya, seperti Ene terus menuntut, menaiki berbagai wahana.
Tapi sekali lagi, ini tidak buruk-buruk juga, pikirku.
Sudah lama sejak aku memiliki pengalaman yang seperti ini.

*

Setelah kami meninggalkan taman hiburan, kami berjalan-jalan sementara waktu.
Di samping itu, perempuan yang sedang kubawa di punggungku, berapa lama dia akan tertidur? Aku tak menyangka ada seseorang dengan

tenaga yang lebih lemah dariku.
“Maaf ya. Aku tidak berpikir karena dia begitu bersemangat sampai pingsan…”
“Tidak, tidak, tidak apa-apa bagi Shintaro-kun! Membawa seorang perempuan di punggungnya sekali dalam pengalaman hidupnya,

bukan??”
“Benar sekali, sejak Kakak tidak bagus dalam hal apapun dan seorang otaku 2D, ini benar-benar sebuah pengalaman sekali dalam hidup,

benar? Lagipula, Ene-chan, taman hiburan tadi sangat menyenangkan, iya 'kan~!?”
“Yeaah! Sangat menyenangkan! Terutama saat di mana Master muntah, itulah yang terbaik! Aku akan mengirimkan semua orang gambar

ketika kita kembali!!”
“Ooh! Ene-chan kau punya selera yang bagus~! Kalau begitu, aku akan mengirimkanmu gambar berharga Marry sebagai gantinya…”
“Oooooh! Mata-almond-san yang cukup baik…! Tidak apa-apa bagiku!”
“J…jangan…jangan perlihatkan siapapun…”
“Hei, jalanlah sendiri kalau kau sudah bangun. Aku yakin Shintaro sudah sangat kelelahan.”
“Se…sebentar lagi…”
“Ahaha…huh, apaan itu?”
“Hm?”
“…Kecelakaan?”

Kami berjalan di jalan kecil yang mengarah ke jalan utama, kami mendapati pemandangan di mana ada kerumunan di depan sebuah taman

kecil.
Sepertinya ambulans baru saja tiba, dan anggota penyelamat turun terburu-buru membawa tandu berdesakan di kerumunan.
Melalui celah-celah, aku melihat seorang pemuda yang mungkin seusia denganku berjongkok di tengah-tengah kerumunan.
Dengan tangannya di tanah, dia sedang melihat anak laki-laki yang terbaring di tanah dengan khawatir. Aku tidak bisa melihat dengan jelas,

tapi dugaanku anak laki-laki yang pingsan itu sepertinya berusia 10 tahunan...?

“…Tampaknya anak kecil.”
“Ya. Apa dia terluka…?”

Kido dan Kano berbisik.

Anak laki-laki itu, walaupun tidak ada tanda luka luar yang terlihat, tapi tampaknya terlihat lemas dan kehilangan kesadarannya…
Namun, tidak ada yang bisa kami lakukan mengenai hal itu.
Ketika kami lewat tanpa melihat terlalu banyak, aku sadar Ene sedikit bertingkah aneh.



“…!”
“…Ene? Ada apa?”
“…Konoha…?”
“Huh…? Apa yang kau katakan? Ene?”
Seorang anak laki-laki yang dibawa oleh ambulans, dan seorang pemuda, yang mengantar anak itu, masuk ke dalam mobil ambulans.
Ambulans menyalakan sirene nya, dan meninggalkan tempat kejadian.
“…Adik kecil! Tolong bisakah kau, mengejar orang yang barusan?”
“A-Apaa!? Kenapa!?”
“Kumohon, cepatlah!! Aku mengandalkanmu…!”
“K-Kakak…!?”
“Ada apa, Ene? Ada sesuatu yang terjadi?”
“…Kenapa, kenapa dia…?”

Pada tanggal 15 Agustus pukul 5 sore hari, “Panzermast” bergema di seluruh kota…

———Dan dari sini, “hari pertama” kami yang panjang, panjang, yang berlangsung sangat lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar